Singa dan Janji yang Terlupakan


Dahulu kala, ada seekor singa liar dan ganas yang mengerikan. Setiap kali ia berpapasan dengan makhluk hidup, terutama manusia, tak ada yang selamat dari serangannya yang mematikan. Bahkan tulang-tulang yang kuat tak bisa bertahan melawan taringnya yang menusuk tanpa ampun.

Suatu hari, sesuatu yang ajaib terjadi. Singa ini mendengar tentang orang-orang Kristen, yang konon dikenal sebagai orang-orang baik. Ia mulai merasa tertarik oleh pemikiran untuk berubah. Dengan suara bergetar, ia berkata kepada teman-temannya yang lain, "Aku telah mendengar suara panggilan di tengah padang gurun, dan aku merasa inilah saatnya untuk bertaubat. Aku tak akan lagi mengganggu orang-orang Kristen. Aku akan membiarkan mereka hidup dengan damai, dan aku tak akan pernah lagi menjadikan mereka sebagai santapanku."

Namun, beberapa hari kemudian, ketika seorang Kristen lewat, singa yang ganas ini tidak dapat menahan dorongan alaminya. Ia sekali lagi menerkam dan menelan orang tersebut, hingga tidak ada yang tersisa, kecuali bibirnya. Teman-teman singa yang lain mengejeknya, "Kenapa, padahal engkau berjanji untuk tidak lagi memakan orang Kristen? Mengapa tindakanmu hari ini bertentangan dengan kata-katamu?"

Singa itu memberikan jawaban yang tak terduga, "Aku memang telah berjanji untuk tidak menyerang orang Kristen. Namun yang aku telan tadi, sebelum aku memakannya, bibirnya telah ku sentuh. Ternyata, tak ada aroma kekristenan yang tercium selain dari bibirnya. Jadi, yang tidak kuhabiskan hanyalah bibirnya saja."

Kisah singa ini mengingatkan kita akan pentingnya konsistensi dan integritas dalam menjalani tindakan kita. Terkadang, kita mungkin berjanji untuk berubah, namun godaan alamiah dapat membawa kita kembali kepada kebiasaan lama. Sebuah pelajaran bahwa kata-kata belaka tak cukup, kita harus mengikuti tindakan yang sesuai dengan janji-janji kita.

Comments