Ketika Tuhan Memilih Wadah yang "Tidak Sempurna"

Pernahkah kamu merasa tidak layak dipakai Tuhan karena merasa "biasa-biasa saja"? Mari kita belajar dari kisah William yang mengajarkan kebenaran

Di sebuah kerajaan yang megah, hiduplah seorang penasihat bernama William. Wajahnya tidak tampan, tubuhnya bongkok, namun kebijaksanaannya? Luar biasa. Raja sangat menghargai setiap kata yang keluar dari bibirnya.

Tapi tidak semua orang melihat William dengan mata yang sama. Putri raja, yang cantik dan anggun, sering kali menatapnya dengan pandangan meremehkan. Bagaimana mungkin seseorang yang terlihat "tidak sempurna" bisa memiliki hikmat yang bahkan melampaui para bangsawan?

Suatu hari, dengan nada yang agak sinis, putri raja bertanya, "William, mengapa Tuhan menyimpan kebijaksanaan-Nya dalam diri orang yang... sepertimu?"

Pertanyaan itu tajam. Menyakitkan. Tapi William, dengan ketenangan yang mengalir dari hatinya, justru tersenyum lembut.

"Tuan Putri, apakah Baginda Raja memiliki koleksi anggur?"

"Tentu saja! Ayahku memiliki anggur terbaik di seluruh kerajaan," jawab putri dengan bangga.

"Dan di manakah beliau menyimpan anggur yang berharga itu?"

Putri raja mengerutkan kening, "Dalam bejana tanah liat, seperti biasanya. Memangnya kenapa?"

William mengangguk pelan, "Sungguh menarik. Seorang raja yang begitu kaya, menyimpan anggur termahalnya dalam wadah yang... sederhana?"

Kata-kata itu menohok. Putri raja merasa pipinya memanas. Tanpa pikir panjang, ia memerintahkan para pelayan untuk memindahkan semua anggur ke dalam bejana emas dan perak yang berkilauan.

Pelajaran yang Pahit

Beberapa hari kemudian, dalam sebuah jamuan besar, terjadilah hal yang tidak terduga. Raja, setelah meneguk anggur kebanggaannya, langsung mengerutkan wajah. Rasanya... asam! Sangat asam!

"Apa yang terjadi dengan anggur ini?" tanya Raja dengan heran.

Para pelayan dengan gugup menceritakan perintah putri raja untuk memindahkan anggur ke wadah emas dan perak. Ternyata, logam mulia itu merusak cita rasa anggur yang berharga.

Putri raja, merasa malu dan marah, langsung menyalahkan William. "Ini semua gara-gara ucapanmu!"

Tapi William, dengan senyum yang penuh pengertian, berkata dengan lembut, "Sekarang Tuan Putri paham, mengapa Tuhan menempatkan kebijaksanaan dalam wadah yang sederhana. Seperti anggur terbaik yang justru cocok disimpan dalam bejana tanah liat."

Refleksi untuk Hati Kita

Sahabat, pernahkah kita merasa seperti putri raja itu? Menilai seseorang dari luarnya saja? Atau bahkan menilai diri sendiri tidak layak dipakai Tuhan karena merasa "tidak sempurna"?

Cerita William mengajarkan kita kebenaran yang begitu indah: Tuhan sengaja memilih yang lemah di mata dunia untuk mempermalukan yang kuat. Bukan karena Dia tidak punya pilihan lain, tapi justru agar jelas bahwa kekuatan sejati itu berasal dari-Nya, bukan dari kita.

Ketika kita merasa tidak cukup pintar, tidak cukup cantik, tidak cukup kaya, atau tidak cukup "sempurna" untuk dipakai Tuhan, ingatlah: Dia justru senang memakai "bejana tanah liat" seperti kita.

Mengapa? Karena lewat kelemahan kita, kemuliaan-Nya semakin nyata bersinar.

"Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami."
2 Korintus 4:7

Halo semua