Di sebuah pulau kecil yang terkenal karena keindahan lautnya, sebuah kompetisi memancing diadakan. Hadiahnya tidak main-main, uang tunai untuk siapa pun yang bisa menangkap ikan terbesar dan terbanyak selama lomba.
Berita tentang lomba itu cepat tersebar. Wisatawan, penduduk lokal, bahkan orang-orang yang baru pertama kali memegang joran mulai mendaftar. Termasuk tiga sahabat muda yang sedang berlibur di pulau itu.
Mereka tidak terlalu ambisius. Hanya ingin menikmati pengalaman baru. Tapi tetap, semangat bertanding membara dalam hati masing-masing.
Hari lomba pun tiba.
Mereka sepakat naik kapal yang sama, karena sahabat sejati, tetap satu arah walau cara melangkah bisa berbeda.
Pemuda pertama duduk di sisi kanan kapal. Ia fokus. Matanya nyaris tak berpaling dari permukaan laut. Tangannya sigap. Ia tahu, kemenangan butuh kerja keras dan kesabaran. Ia tidak peduli kapal melintasi palung yang menakjubkan, atau saat kawanan lumba-lumba meloncat ceria di dekat mereka. Yang penting: strike. Dan benar saja, meskipun butuh waktu, ia berhasil mengumpulkan ikan dalam jumlah banyak. Bukan yang terbesar, tapi cukup membuatnya tersenyum puas.
Pemuda kedua memilih sisi kiri kapal. Tapi dari awal, ia gelisah. Ombak membuat kapal bergoyang, dan percikan air membuatnya tak nyaman. Ia sibuk mencari tempat duduk yang paling aman, berpindah dari sisi ke sisi. Akhirnya ia duduk di belakang nakhoda, terlindung, tapi jauh dari tempat yang strategis untuk memancing. Sepanjang lomba, umpannya hanya sekali disambar ikan. Sisanya, ia lebih sibuk dengan kenyamanan diri sendiri.
Pemuda ketiga duduk di buritan kapal. Ia juga membawa joran, tapi hatinya cepat tertarik oleh keindahan alam. Saat kapal melewati palung laut berwarna biru kehijauan, ia mengambil foto. Saat lumba-lumba meloncat, ia berteriak senang dan tertawa bersama kru. Bajunya basah, tapi ia tidak peduli. Sesekali umpannya disambar ikan, dan sebagian berhasil ia tarik. Hasil pancingnya tidak banyak, tapi sebelum lomba berakhir, ia membagi ikan itu kepada kru kapal yang telah menemaninya seharian.
Kompetisi pun usai.
Pemuda pertama memenangkan kategori "Ikan Terbanyak".
Pemuda kedua hanya membawa pengalaman untuk tidak terlalu fokus pada rasa takut.
Pemuda ketiga? Ia membawa kenangan, tawa, dan beberapa senyuman dari orang-orang yang ia beri ikan.
🌊 Hidup Adalah seperti Kapal
Dalam hidup, kadang kita seperti pemuda pertama, sangat fokus, ambisius, hasil-oriented.
Kadang seperti pemuda kedua, cemas, mudah terganggu oleh hal-hal kecil, takut gagal.
Dan kadang, kita adalah pemuda ketiga, mudah kagum, penuh semangat menikmati keindahan di sekitar, meski hasil tak seberapa.
Tidak ada yang paling benar. Tidak ada yang paling salah. Karena pada akhirnya, hidup bukan tentang siapa yang menang paling banyak, tapi tentang bagaimana kita menjalani perjalanan di atas kapal itu.
🙏 Doa Hari Ini:
Tuhan, aku tidak selalu tahu cara terbaik untuk menjalani hidup ini. Kadang aku terlalu sibuk mengejar hasil. Kadang aku terlalu takut melangkah. Dan kadang aku hanya ingin menikmati perjalanan ini bersamamu. Bimbing aku, Tuhan, agar aku tahu kapan harus berjuang, kapan harus percaya, dan kapan harus cukup bersyukur. Amin.
Kamu sedang berada di posisi pemancing yang mana? Apa pun itu, semoga hatimu tetap penuh damai dalam menjalani hidup ini. 🌤️


Comments
Post a Comment