Surat dari Surga: Kisah Mengharukan Seorang Anak yang Menguatkan Iman Sang Ibu
Kisah haru antara seorang ibu dan anaknya yang berpulang karena kanker. Sebuah surat dari surga yang membuka mata kita tentang kasih Allah dan harapan
Saya pernah membaca sebuah kisah yang membuat saya berhenti sejenak lalu menatap langit, dan merenung. Ini bukan sekadar cerita. Ini tentang cinta seorang ibu, pengorbanan seorang anak, dan kasih Allah yang tak pernah meninggalkan kita.
Namanya Jimmy. Seorang anak lelaki dengan senyum hangat dan hati yang lebih besar dari usianya. Jimmy didiagnosis menderita kanker dan menghabiskan enam bulan terakhir hidupnya di rumah sakit anak. Selama itu, ibunya, Sally, tidak pernah sekalipun meninggalkan sisinya.
Suatu hari, setelah operasi terakhir yang dilakukan dokter, Sally menunggu di luar kamar operasi dengan jantung berdebar.
"Bagaimana keadaan anak laki-laki saya? Apakah dia baik-baik saja? Kapan saya dapat melihatnya?" tanyanya.
Namun dokter hanya bisa berkata, "Kami telah melakukan segala yang kami bisa. Maafkan kami."
Dunia Sally runtuh. Tangis tak terbendung. Ia mempertanyakan Tuhan: "Tuhan, di mana Engkau ketika anakku membutuhkanMu?"
Beberapa saat kemudian, perawat membawanya ke ruangan untuk mendampingi jenazah anaknya. Sally mengusap rambut Jimmy, dan perawat menawarkan untuk memotong sebagian rambut Jimmy sebagai kenang-kenangan. Dengan air mata yang jatuh perlahan, Sally mengangguk.
Sebelum meninggal, Jimmy pernah berkata, "Mama, saya tidak akan menggunakan tubuh ini setelah saya meninggal. Mungkin tubuh saya bisa membantu anak lain agar bisa lebih lama bersama mamanya." Jimmy ingin mendonorkan tubuhnya untuk penelitian. Sebuah keputusan yang luar biasa dari seorang anak kecil.
Hari itu, Sally pulang ke rumah dengan perasaan yang kosong. Ia masuk ke kamar Jimmy, menyusun kembali mainan, dan merebahkan diri di atas ranjang sambil memeluk bantal kesayangan anaknya. Ia tertidur dalam tangis.
Tengah malam, saat terbangun, Sally menemukan selembar surat terlipat di atas ranjang. Surat yang tidak pernah ia lihat sebelumnya.
Isi surat itu membuat hatinya runtuh sekaligus sembuh.
Untuk Mama,
Saya tahu kalau mama akan sangat merindukanku, tapi jangan berpikir kalau aku akan bisa melupakan mama atau berhenti menyayangi mama karena aku tidak berada di sekitar mama untuk mengatakan bahwa aku menyayangimu. Aku akan memikirkan mama setiap hari dan aku akan menyayangi mama bahkan lebih tiap harinya. Suatu hari kita akan bertemu kembali.
Jika mama mau mengadopsi anak, mama tidak akan kesepian, dia boleh menggunakan kamar saya dan semua mainan yang saya miliki...
Yesus tidak seperti gambar yang pernah aku lihat sebelumnya, tetapi saya tahu bahwa itu Dia setelah saya melihatNya. Yesus membawaku untuk menemui Allah Bapa...
Allah Bapa meminta aku untuk memberi mama jawaban atas satu pertanyaan yang mama tanyakan pada-Nya. Dimana Dia ketika aku membutuhkan-Nya? Tuhan berkata, "Di tempat yang sama ketika Yesus berada di salib."
Saya hampir lupa memberitahukan mama. Sekarang, saya tidak sakit lagi, kankernya telah hilang...
Dengan kasih sayang, Allah Bapa, Yesus, dan Aku
Refleksi:
Sering kali kita mempertanyakan keberadaan Tuhan saat rasa sakit datang. Tapi seperti yang dikatakan Jimmy, Dia tidak pernah meninggalkan kita. Kasih-Nya tetap bekerja, bahkan dalam keheningan.
Semoga kisah ini menguatkanmu. Jika kamu sedang kehilangan atau merasa sendiri, percayalah: kamu tidak ditinggalkan.
"Karena Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan."
— Yeremia 29:11
5 comments
Post a Comment
Hidden island
October 15, 2018 at 5:00 PM
October 15, 2018 at 5:00 PM
Great
adhit
January 19, 2019 at 8:05 AM
January 19, 2019 at 8:05 AM
bagus
Unknown
October 26, 2019 at 10:17 AM
October 26, 2019 at 10:17 AM
Great...
Anonymous
March 15, 2025 at 6:59 AM
March 15, 2025 at 6:59 AM
Ingat anakku yg meninggal 5 thun lalu🥹🥺
Admin
June 16, 2025 at 2:09 AM
June 16, 2025 at 2:09 AM
Turut berduka ya... Semoga Tuhan terus menguatkan hatimu. Peluk hangat dari surga 🤍🥺
5 comments