Suatu malam dalam mimpiku, aku berjumpa dengan Tuhan. Bukan dalam kemegahan atau kilatan cahaya, tapi dalam keheningan yang lembut. Aku pun memberanikan diri bertanya:
“Tuhan… bolehkah aku mewawancarai-Mu?”
Tuhan tersenyum lembut dan menjawab,
“Aku selalu punya waktu untukmu. Silakan.”
Aku duduk, menarik napas dalam-dalam, lalu bertanya,
“Hal apa yang paling mengejutkan-Mu tentang manusia, Tuhan?”
Tuhan menatap jauh, seolah melihat ke dalam jiwa manusia satu per satu, lalu menjawab pelan...
“Mereka cepat bosan menjadi anak-anak, terburu-buru ingin tumbuh dewasa… lalu merindukan masa kecilnya kembali.”
“Mereka mengorbankan kesehatan demi mengejar uang, lalu menghabiskan uang demi memulihkan kesehatan.”
“Mereka begitu khawatir tentang masa depan, sampai lupa menikmati saat ini. Akibatnya, mereka tak benar-benar hidup di masa kini maupun masa depan.”
“Mereka hidup seolah tak akan pernah mati dan mati seolah tak pernah benar-benar hidup.”
Aku terdiam. Kata-kata itu menusuk tepat ke dalam hati.
Tuhan kemudian menggenggam tanganku dengan lembut, dan dalam sunyi yang hangat itu, aku bertanya lagi…
“Sebagai Bapa Surgawi, pelajaran hidup apa yang ingin Engkau ajarkan kepada anak-anak-Mu?”
Dan Tuhan pun menjawab:
“Bahwa mereka tidak bisa membuat semua orang mencintai mereka. Tapi mereka bisa membuka hati untuk menerima cinta.”
“Bahwa membandingkan diri dengan orang lain hanya akan mencuri damai.”
“Bahwa pengampunan sejati bukan hanya tentang melupakan, tapi juga melepaskan.”
“Bahwa satu kalimat bisa melukai, tapi butuh bertahun-tahun untuk menyembuhkan.”
“Bahwa orang yang paling kaya bukan yang punya paling banyak, tapi yang paling sedikit membutuhkan.”
“Bahwa banyak orang mencintai mereka, meski tak tahu cara mengungkapkannya.”
“Bahwa dua mata bisa memandang satu hal yang sama, tapi melihatnya secara sangat berbeda.”
“Dan bahwa memaafkan diri sendiri, kadang jauh lebih sulit daripada memaafkan orang lain.”
Aku menunduk, menahan air mata yang hampir jatuh. Lalu aku berbisik pelan,
“Terima kasih atas waktu-Mu, Tuhan…”
Tuhan tersenyum dan menjawab lembut:
“Ketahuilah anakku, Aku selalu di sini. Selalu.”
http://www.godsadvice.com/
Comments
Post a Comment